Bumbu rendang berani saya katakan sebagai bumbu masakan paling nikmat yang pernah ada. Rasanya yang begitu gurih dan sedap selalu sukses mengundang selera makan siapapun. Bahkan dengan hidangan nasi dan bumbu rendang sebagai lauknya pun saya sudah bisa makan dengan lahap.
Rendang–dengan segala keajaiban bumbunya–biasanya berisikan daging, meskipun dapat digantikan dengan apapun. Misal, jengkol, telur rebus, ati ampela, daging ayam, dan banyak lagi. Namun, rahasia dari ketenaran rendang tetap ada dalam bumbunya.

Sekilas Tentang Sejarah Rendang dan Bumbu Rendang yang Melegenda

Nyaris semua orang yang tinggal di Indonesia pasti tahu apa itu rendang. Hal ini tentunya disebabkan oleh banyaknya warung makan Padang yang menjamur di seluk beluk dan setiap sudut kota-kota di Indonesia. Ya, rendang memang merupakan masakan khas daerah Padang atau Sumatera Barat.
Untuk menelusuri lebih jauh mengenai asal-usul rendang, mari kita berkunjung sejenak ke daerah Minangkabau di Sumatera Barat. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah menjadi salah satu bagian dari kehidupan kuliner mereka sejak jaman nenek moyang mereka.
Awal mula sejarah masakan rendang khas Padang ini terdengar dimana-mana mungkin terjadi karena seni memasak ini terus berkembang dari Riau, Mandailing, Jambi, bahkan hingga ke Negeri Sembilan yang merupakan negara bagian federasi Malaysia karena perantau Minang yang tinggal di sana.
Rendang sendiri berasal dari kata “merandang”, yaitu untuk memasak santan hingga kering secara perlahan. Hal ini cocok dengan rendang yang memang butuh waktu lama untuk dimasak hingga kuahnya kering. Gusti Anan, seorang sejarawan dari Universitas Andalas di Padang memiliki dugaan bahwa rendang sudah mulai muncul sejak abad ke-16.
Hal ini ia simpulkan dari catatan literatur abad ke-19 dimana tertulis bahwa masyarakat Minang darat sering bepergian menuju Selat Malaka hingga Singapura. Perjalanan tersebut mereka lalui dengan jalur air dan bisa memakan waktu kurang lebih sekitar satu bulan. Mengingat tidak adanya perkampungan di sepanjang perjalanan itu, para perantau ini pasti sudah menyiapkan bekal makanan yang akan tahan hingga waktu yang lama.
Selain dari catatan sejarah, sejarah masakan rendang khas Padang juga dapat ditemukan dalam catatan harian Kolonel Stuers yang pada tahun 1827 menulis tentang kuliner dan sastra. Di dalam catatan tersebut sering kali muncul secara implisit deskripsi kuliner yang diduga mengarah pada rendang dan tertulis istilah makanan yang dihitamkan dan dihanguskan. Hal ini, menurut Gusti, adalah salah satu metode pengawetan yang biasa dilakukan oleh masyarakat minang

Filosofi Rendang

Pernah dengar soal filosofi kopi? Kalau kopi saja punya filosofi, bumbu rendang gak mau kalah! Rendang juga punya filosofi lho.
Sebagai sebuah makanan, rendang memiliki posisi tersendiri yang terpandang dalam kehidupan bermasyarakat di Minangkabau. Ini dikarenakan bahan-bahan rendang yang dipercaya masing-masing memiliki makna tersendiri.
  • Daging sapi atau dagiang adalah perlambangan niniak mamak dan bundo kanduang, yakni kemakmuran.
  • Kelapa atau karambia adalah perlambangan cadiak pandai, yakni kaum intelektual yang merekatkan kebersamaan kelompok.
  • Sambal atau lado adalah perlambangan alim ulama yang tegas dan pedas dalam mengajarkan agama.
  • Bumbu-bumbu lainnya adalah perlambangan tiap individu yang memiliki peran masing-masing untuk memajukan kepentingan bersama.
Kami Siapkan Melayani Anda Dalam 
BENTUK JADI
Hubungi Kami 
dan
ANTAR SAMPAI DITEMPAT

Bumbu Rendang Bermacam Daging
Bumbu Gulai Bermacam Daging
Bumbu Bakar Ayam
Bumbu Mie Aceh
dll
WA KAMI
0813 1580 9552